Tujuan sumbangan imunisasi vaksinasi dasar lengkap itu salah satunya yaitu menjaga melindungi bayi yang kadar imunitas tubuhnya masih sangat rentan dari penyakit yang mampu dan dapat untuk menyebabkan penyakit , keganjilan , atau bahkan final hidup bayi.
Dan juga bermanfaat bertujuan dalam rangka semoga Pertumbuhan Perkembangan Kesehatan Anak akan mampu terjaga dengan lebih baik lagi.
Imunisasi itu sendiri yaitu merupakan suatu cara serta upaya yang dilakukan dengan sengaja dengan menunjukkan kekebalan (imunisasi) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit-penyakit tertentu sesuai dengan jenis macam imunisasi yang diberikannya tersebut.
Jenis Macam Imunisasi Dasar Lengkap Bayi
Pembagian jenis imunisasi untuk bayi dibedakan menjadi 2 kategori , yaitu imunisasi wajib dan imunisasi komplemen (dianjurkan). Untuk imunisasi wajib , pemerintah mewajibkan 5 jenis vaksinasi bayi/anak , yaitu: BCG , Polio , Hepatitis B , DPT , dan Campak.
Berikut beberapa jenis Vaksin Imunisasi Lengkap Wajib dan manfaat imunisasi yang diberikan antara lain yaitu
Imunisasi Hepatitis B
Pemberian vaksinasi hepatitis B ini berkhasiat serta bermanfaat dalam rangka untuk mencegah virus Hepatitis B yang dapat menyerang dan merusak hati dan bila hal itu terus terjadi hingga si anak sampaumur akan mampu menyebabkan timbulnya penyakit kanker hati.
Imunisasi BCG
Pemberian vaksinasi BCG (Bacillus Celmette-Guerin) dan juga imunisasi BCG ini bermanfaat dan berkhasiat dalam rangka untuk mencegah timbulnya penyakit TBC. Dilakukan sekali pada bayi dengan sebelum usia 3 bulan. Biasanya dilakukan bila bayi berusia 1 bulan.
Bila bayi telah berusia lebih dari 3 bulan dan belum mendapat imunisasi BCG maka harus dilakukan uji tuberkulin untuk mengetahui apakah bayi sudah terpapar kuman TBC. Imunisasi mampu diberikan bila hasil tes tuberkulin negatif.
Imunisasi Polio
Ini yaitu jenis vaksinasi yang pemberiannya melalui oral (mulut) dan manfaat imunisasi polio ini untuk mencegah penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Imunisasi diberikan sebanyak 4 kali , yaitu dikala bayi berusia 1 hingga 4 bulan.
Imunisasi DPT
Diberikan dalam rangka dan bermanfaat untuk pencegahan terjadinya penyakit Difteri , Pertusis dan Tetanus. Penyakit Difteri dapat menyebabkan pembengkakan dan penyumbatan pernafasan , serta mengeluarkan racun yang dapat melemahkan otot jantung. Penyakit Pertusis yang dalam kondisi berat mampu menyebabkan terjadinya pneumonia.
Kuman Tetanus mengeluarkan racun yang menyerang syaraf otot badan , sehingga otot menjadi kaku , sulit bergerak dan bernafas. Kalau penyakit campak berat dapat menyebabkan radang paru berat (pneumonia) , diare atau mampu menyerang otak.
Imunisasi Campak
Tujuan sumbangan imunisasi campak ini yaitu mencegah penyakit campak. Pemberiannya hanya sekali saja yaitu pada dikala anak berusia 9 bulan. Pemberiannya dapat diulang pada dikala anak masuk SD atau mengikuti kegiatan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) yang dicanangkan pemerintah.
Umur | Vaksin | Keterangan |
Saat lahir | Hepatitis B -1 | HB-1 harus diberikan dalam jangka waktu 12 jam , dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif , dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0 ,5 mL bersamaan dengan vaksin HB-1. Apabila semual status HbsAg ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa HbsAg positif maka dapa diberikan HBlg 0 ,5 mL sebelum bayi berumur 7 hari. |
Polio- 0 | Polio-0 diberikan dikala kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di RB/RS polio oral diberikan dikala bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain). | |
1 bulan | Hepatitis B- 2 | HB- 2 diberikan pada umur 1 bulan , interval HB- 1 dan HB 2 yaitu 1 bulan. |
0–2 bulan | BCG | BCG dapat diberikan semenjak lahir. Apabila BCG akan diberikan pada umur > 3 bulan sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu dan BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif. |
2 bulan | DTP- 1 | DTP- 1 diberikan pada umur lebih dari 6 ahad , dapat dipergunakan DTwp atau DTap. DTP- 1 diberikan secara kombinasi dengan Hb- 1 (PRP-T). |
Hib- 1 | Hib-1 diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval 2 bulan. Hib- 1 dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan dengan DTP- 1. | |
Polio- 1 | Polio- 1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP- 1 | |
4 bulan | DTP- 2 | DTP- 2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan dengan Hib- 2 (PRP-T). |
Hib- 2 | Hib- 2 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan DTP- 2 | |
Polio- 2 | Polio- 2 dapat diberikan bersamaan dengan DTP- 2 | |
6 bulan | DTP- 3 | DTP- 3 dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan dengan Hib- 3 (PRP-T). |
Hib- 3 | Apabila mempergunakan Hib-OMP , Hib- 3 pada umur 6 bulan tidak perlu diberikan. | |
Polio- 3 | Polio- 3 diberikan bersamaan dengan DTP- 3 | |
Hepatitis B- 3 | HN- 3 diberikan pada umur 6 bulan. Untuk menerima respons imum optimal , interval HB- 2 dan HB- 3 minimal 2 bulan , terbaik 5 bulan. | |
9 bulan | Campak 1 | Campak- 1 diberikan pada umur 9 bulan , campak-2 merupakan kegiatan BIAS pada SD kelas 1 , umur 6 tahun. Apabila telah menerima MMR pada umur 15 bulan , campak-2 tidak perlu diberikan. |
15 – 18 Bulan | MMR | Apabila hingga umur 12 bulan belum menerima imunisasi campak , MMR dapat diberikan pada umur 12 bulan. |
15 bulan | Hib- 4 | Hib- 4 diberikan pada 15 bulan (PRP-T atau PRP-OMP). |
18 bulan | DTP- 4 | DTP- 4 (DTwp atau DTap) diberikan 1 tahun setelah DTP- 3. |
Polio- 4 | Polio- 4 dapat diberikan bersamaan dengan DTP- 4 | |
2 tahun | Hepatitis A | Vaksin Hep A direkomendasikan pada umur > 2 tahun , diberikan dua kali dengan interval 6-12 bulan. |
2-3 tahun | Tifoid | Vaksin tifoid polisakarida injeksi direkomendasikan untuk umur > 2 tahun. Imunisasi tifoid polisakarida injeksi perlu diulang setiap 3 tahun. |
5 tahun | DTP- 5 | DTP- 5 diberikan pada umur 5 tahun (DTwp/DTap) |
Polio- 5 | Polio- 5 diberikan bersamaan dengan DTP- 5 | |
6 tahun | MMR | Diberikan untuk catch up immunization pada anak yang belum menerima MMR- 1. |
10 tahun | dT/TT | Menjelang pubertas , vaksin tetanus ke-5 (dT atau TT) diberikan untuk menerima imunitas selama 25 tahun. |
Varisela | Vaksin varisela diberikan pada umur 10 tahun. |
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) , kelima jenis imunisasi tersebut diwajibkan alasannya yaitu dampak tanggapan pengaruh dari penyakit tersebut dapat menyebabkan keganjilan hingga kematian.
Sementara untuk jenis imunisasi komplemen dianjurkan untuk menambah daya tahan badan terhadap beberapa jenis penyakit , di mana vaksinnya antara lain yaitu Hib , Pneumokokus (PCV) , Influenza , MMR , Tifoid , Hepatitis A , Varisela , dan HPV
Beberapa jenis Vaksin Imunisasi Tambahan dan manfaat imunisasi yang diberikan antara lain yaitu sebagai berikut :
Jadwal Imunisasi Vaksin Pneumokokus Untuk Bayi Dan Pada Anak
Dapat diberikan pada umur 2 , 4 , 6 , 12-15 bulan. Pada umur 7-12 bulan , diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan; pada umur > 1 tahun diberikan 1 kali , namun keduanya perlu dosis ulangan 1 kali pada umur > 12 bulan atau minimal 2 bulan setelah dosis terakhir. Pada anak umur di atas 2 tahun PCV diberikan cukup satu kali
Jadwal Imunisasi Vaksin Rotavirus Monovalen Untuk Bayi Dan Pada Anak
Diberikan 2 kali , vaksin rotavirus pentavalen diberikan 3 kali. Vaksin rotavirus monovalen dosis I diberikan umur 6-14 ahad , dosis ke-2 diberikan dengan interval minimal 4 minggu. Sebaiknya vaksin rotavirus monovalen selesai diberikan sebelum umur 16 ahad dan tidak melampaui umur 24 minggu.
Jadwal Imunisasi Vaksin Rotavirus Pentavalen Untuk Bayi Dan Pada Anak
Dosis ke-1 diberikan umur 6-12 ahad , interval dosis ke-2 , dan ke-3 4-10 ahad , dosis ke-3 diberikan pada umur < 32 ahad (interval minimal 4 minggu). Jadwal Imunisasi Vaksin MMR Untuk Bayi Dan Pada Anak
Dapat diberikan pada umur 12 bulan , apabila belum mendapat vaksin campak umur 9 bulan. Selanjutnya MMR ulangan diberikan pada umur 5-7 tahun.
Jadwal Imunisasi Vaksin Influenza Untuk Bayi Dan Pada Anak
Diberikan pada umur > 6 bulan , setiap tahun. Untuk imunisasi primer anak 6 bln – < 9 tahun diberi 2 x dengan interval minimal 4 ahad Jadwal Imunisasi Vaksin HPV Untuk Bayi Dan Pada Anak
Dapat diberikan mulai umur 10 tahun. Jadwal vaksin HPV bivalen 0 , 1 , 6 bulan; vaksin HPV tetravalen 0 ,2 ,6 bulan.
Jadwal Imunisasi Vaksin Varisela Untuk Bayi Dan Pada Anak
Dapat diberikan setelah umur 12 bulan , terbaik pada umur sebelum masuk sekolah dasar. Bila diberikan pada umur > 12 tahun , perlu 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu.
Efek Samping Setelah Pemberian Imunisasi
Imunisasi kadang menyebabkan efek samping. Ini yaitu tanda baik yang mengambarkan vaksin betul-betul bekerja secara tepat. Bagi bunda para orang bau tanah yang memiliki anak bayi atau balita dan ingin mengimunisasi anak bayi buah hati maka tidak perlu khawatir. Efek samping yang ditimbulkan setelah imunisasi tidak berbahaya.
Selain itu tidak semua anak akan mengalami demam setelah imunisasi alasannya yaitu hal ini juga dipengaruhi oleh daya tahan badan anak. Oleh alasannya yaitu itu , sebelum membawa anak anda untuk diimunisasi , pastikan terlebih dahulu buah hati kita berada dalam kondisi yang sehat dan siap untuk diimunisasi.
Berikut beberapa efek dampak imunisasi yang umum terjadi antara lain yaitu sebagai berikut :
- BCG , dua ahad setelah imunisasi terjadi pembengkakan kecil dan merah di daerah suntikan , seterusnya timbul bisul kecil dan menjadi luka parut.
- DPT , umumnya bayi menderita panas sore hari setelah menerima imunisasi , tetapi akan turun dalam 1 – 2 hari. Di daerah suntikan merah dan infeksi serta sakit , walaupun demikian tidak berbahaya dan akan sembuh sendiri.
- Campak , panas dan umumnya disertai kemerahan yang timbul 4 – 10 hari setelah penyuntikan.
Jadwal sumbangan imunisasi vaksinasi itu ditentukan semoga anak menerima hasil dan memperoleh perlindungan maksimal. Antibodi yang dimiliki bayi dikala lahir menunjukkan perlindungan alami yang mampu mengganggu kinerja vaksin kalau diberikan pada waktu yang salah.
Sumber : IDAI ( Ikatan Dokter Anak Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar